- April 9, 2025
Mengenal Trading Halt: Mekanisme Pengaman Pasar Saat Gejolak Ekstrem

Trading Halt menjadi istilah yang sering terdengar di dunia pasar modal, khususnya saat terjadi gejolak signifikan di bursa. Baru-baru ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengalami trading halt setelah dibuka melemah sebelum akhirnya kembali menguat pada perdagangan Selasa (8/4). Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan trading halt, dan mengapa ini penting untuk investor pahami?
Apa Itu Trading Halt?
Trading halt adalah penghentian sementara perdagangan saham di bursa yang dilakukan oleh otoritas bursa efek, dalam hal ini Bursa Efek Indonesia (BEI). Tujuannya adalah untuk memberikan waktu bagi pelaku pasar mencerna informasi atau merespons volatilitas ekstrem yang terjadi secara tiba-tiba.
Kondisi ini bisa terjadi jika indeks saham mengalami penurunan tajam dalam waktu singkat, seperti misalnya penurunan sebesar 5% atau lebih. Di Indonesia, kebijakan ini diatur dalam ketentuan auto rejection dan market-wide trading halt oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI.
Alasan Terjadinya
Hal ini tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa pemicu utama:
-
Penurunan indeks yang tajam: Seperti yang terjadi saat IHSG dibuka di zona merah di level 5.978,44 dan sempat anjlok drastis sebelumnya.
-
Gejolak global: Seperti eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta pengenaan tarif resiprokal yang berpengaruh pada pasar Asia, termasuk Indonesia.
-
Sentimen negatif investor: Misalnya aksi jual besar-besaran investor asing, yang tercermin dari net sell sebesar Rp3,69 triliun pada saham-saham unggulan seperti BBRI dan BBCA.
Baca juga: Strategi Indonesia Hadapi Tarif Resiprokal AS
Fungsi dan Manfaat
Mekanismenya memiliki sejumlah manfaat penting:
-
Melindungi investor ritel dari aksi panic selling yang merugikan.
-
Mencegah kerusakan pasar akibat volatilitas ekstrem.
-
Memberi waktu jeda bagi pelaku pasar untuk menganalisis informasi atau berita fundamental yang mempengaruhi pasar.
Dengan kata lain, hal in merupakan sistem pengaman otomatis yang dirancang untuk menjaga integritas pasar.
IHSG Sempat Pulih Usai Trading Halt
Meskipun dibuka melemah, IHSG perlahan pulih dan memasuki zona hijau pada pukul 09.32 WIB, menguat sebesar 14,27 poin atau 0,24% menjadi 6.010,41. Kondisi ini menunjukkan bahwa mekanisme trading halt bisa efektif dalam mengurangi kepanikan pasar.
Namun, proyeksi dari beberapa analis seperti Reliance Sekuritas menyebutkan bahwa tren IHSG masih dalam tekanan, dengan support di level 5.883 dan resistance di kisaran 6.012. Tekanan berasal dari ketidakpastian global, seperti keputusan Presiden AS menaikkan tarif barang impor dari Tiongkok hingga 104% mulai 9 April 2025.
Pentingnya Investor Memahami Trading Halt
Bagi investor, pemahaman akan konsep trading halt sangat penting agar tidak panik saat hal ini terjadi. Justru, momen seperti ini dapat dijadikan kesempatan untuk meninjau kembali portofolio, memperkuat strategi investasi jangka panjang, atau mengamati peluang beli di harga diskon.